Pages

X-Steel - Wait

Selasa, 31 Mei 2016

POLA PERKEMBANGAN AWAL KOTA SAMARINDA

Samarinda merupakan salah satu kota yang ada di Indonesia yang merupakan ibukota provinsi Kalimantan Timur, dan Samarinda merupakan salah satu kota besar yang ada di Kalimantan.
            Berdirinya kota Samarinda ini pada awalnya dimulai dengan kedatangan rombongan orang-orang Bugis Wajo pada tahun 1668, kemudian rombongan tersebut membuat perjanjian dengan sultan kutai yang menjabat pada saat itu, kemudian rombongan tersebut diberikan lokasi untuk bermukim di sekitar bantaran sungai Mahakam (Selili Seberang) lebih tepatnya pada pada muara sungai Karang Mumus. Kemudian mereka dipindahkan ke perkampungan pada tanah datar di daerah Samarinda Seberang.

            “Sejarah terbukanya sebuah kampung yang menjadi kota besar, dikutip dari buku berbahasa Belanda dengan judul “Geschiedenis van Indonesie“ karangan de Graaf. Buku yang diterbitkan NV.Uitg.W.V.Hoeve, Den Haag, tahun 1949 ini juga menceritakan keberadaan Kota Samarinda yang diawali pembukaan perkampungan di Samarinda Seberang yang dipimpin oleh Pua Ado. Belanda yang mengikat perjanjian dengan kesultanan Kutai kian lama kian bertumbuh. Bahkan, secara perlahan Belanda menguasai perekonomian di daerah ini. Untuk mengembangkan kegiatan perdagangannya, maka Belanda membuka perkampungan di Samarinda Seberang pada tahun 1730 atau 62 tahun setelah Pua Ado membangun Samarinda Seberang. Di situlah Belanda memusatkan perdagangannya.” Yang artinya daerah tersebut pada kala itu menjadi pusat perdagangan yang ada, hal ini menyebabkan / menimbulkan daya tarik tersendiri bagi para pendatang. Dalam kurun waktu beberapa dekade Samarinda terus berkembang dengan bertambahnya jumlah penduduk yang berdatangan dari Jawa dan Sulawesi. Seiring waktu berjalan, perkembangan kota Samarinda berjalan ke arah Utara, yang dimulai pada daerah Tepian, kemudian terus berkembang semakin ke Utara yang berujung pada daerah bengkuring pada saat ini.


Daftar Pustaka :

0 komentar:

Posting Komentar